Kisah ini lanjutan dari cerita sebelumnya.
(enam hari sesudah bendungan jebol)
Libi hanya bisa tertegun menyaksikan sambutan penduduk hutan terhadapnya. Wajahnya menunduk 90 derajat. Langkah kakinya terhenti tepat di bawah spanduk besar bertuliskan “Selamat Datang Kembali, Libi Musang” yang dipasang penduduk hutan tepat di depan gerbang masuk tempat tinggal mereka. Rufi Rusa mendorongnya perlahan.
“Ayo sana, jalan. Temui teman-temanmu,” ujarnya berbisik sambil tersenyum.
Dada Libi terasa sesak. Malu rasanya melangkahkan kaki kembali ke kampung halamannya itu mengingat apa yang pernah ia lakukan selama ini terhadap penduduk hutan yang lain. Apalagi, di belakang pak Beri Beruang, tampak Cabi Babi dan ibunya, bu Gembul Babi, berdiri. Turut menyambut kedatangannya seolah tidak pernah terjadi apa-apa sebelumnya.