Cerita ini lanjutan dari kisah sebelumnya…
(Enam hari setelah Libi Musang kembali ke hutan)
“Jadi kamu benar-benar ingin pulang sekarang?”, tanya Libi Musang.
“Ya,” jawab Rufi Rusa sambil memasukkan beberapa kantong snack ke dalam tas ransel berwarna hitam miliknya. “Besok hari ulang tahun Rena, sahabatku. Aku ingin ada di sana pada saat itu. Lagipula, jalan tembus dari hutan ke lembah kan sudah selesai dibangun, jadi apabila aku berlari seharian, pasti besok aku sudah sampai di lembah.”
“Oh, begitu,” ujar Libi pura-pura acuh.
Tiba-tiba Rufi menghentikan aktivitas beres-beresnya dan menatap ke arah Libi. “Ngomong-ngomong, luka di badanmu itu karena apa? Bukannya beberapa hari lalu kamu baik-baik aja?”
“Ini?” jawab Libi sambil mengalihkan pandangannya ke seberang. Ada dua ekor anak tupai dan induknya sedang berjalan beriringan dengan penuh semangat. Dari tawa dan senyum mereka yang lepas sepertinya mereka sedang bersuka cita. Dengan suara yang agak pelan ia melanjutkan kata-katanya. “Bukan apa-apa. Hanya lecet sedikit gara-gara terjatuh waktu main futsal dua hari lalu”
“Hmmm,” Rufi terdiam sejenak dan kemudian menata kembali barang-barang di dalam ranselnya. Ia tidak percaya dengan jawaban Libi karena ia yakin 200% bahwa Libi lah yang mengambil bunga AntiEntupanLebahtus yang ada di dalam hutan semak berduri, memasukkannya ke dalam kotak, dan diam-diam meletakkannya di belakang Rufi pada saat kemarin ia duduk di tepi danau. Namun Rufi menyadari bahwa si musang yang selama ini licik dan hanya mementingkan diri sendiri itu mungkin malu untuk mengakui bahwa ia telah melakukan perbuatan baik.
“Lenganmu bagaimana?” tanya Libi. “Sudah sembuh?”
“Sudah. Nih!” jawab Rufi sambil menyodorkan lengannya yang dibalut perban. “Dokter Surip juga kemarin menyarankan untuk membalutnya dengan perban, agar tidak terkena debu dan mempercepat proses penyembuhannya. Ya udah, aku langsung start action aja. Daripada bengkak terus-terusan.”
Libi melirik sekilas ke arah lengan Rufi dan kembali mengarahkan pandangannya ke seberang jalan.
“Yak, beres sudah,” ujar RUfi sambil mengencangkan tali pengikat ranselnya dan memanggulnya di punggung. “Kalau begitu aku pamit dulu ya.”
“Ya, ya, pergi sana. Hati-hati,” kata Libi, masih dengan gaya yang sok cuek.
“Libi,” panggil Rufi lembut.
“Huh? Apa?” Libi menolehkan kepalanya ke arah Rufi.
“Terima kasih banyak ya,” ujar Rufi sambil tersenyum dan melangkahkan kakinya.
“Terima kasih? Untuk apa?”
Rufi tidak menjawab. Ia hanya melambaikan tangannya ke arah Libi dan terus berjalan, atau lebih tepatnya berlari kecil, ke arah perbatasan hutan.
“Hei!!! Terima kasih untuk apa???” teriak Libi.
Tak lama kemudian Rufi pun hilang dari pandangan Libi.
“Dasar rusa bodoh pembohong…” gumam Libi lirih.
Keesokan harinya, tibalah Rufi di lembah tempat tinggal kelompoknya. Beberapa ekor rusa yang melihat kedatangannya sejenak menghentikan aktivitas mereka untuk menyapa dan menanyakan kabar Rufi. Dengan ramah Rufi membalas sapaan mereka.
“Halo Rufi, bagaimana kabarmu?” tanya kakek Tore.
“Baik, kek. Sebuah perjalanan yang menyenangkan sekaligus memberikan banyak pelajaran bagi hidupku.”
Kakek Tore tersenyum bangga.
“Thanks God I’ve never stop dreaming,” ujar kakek Tore sok bule. “Aku tahu bahwa suatu saat kamu akan menjadi orang yang bijaksana, Rufi.”
Rufi hanya tersenyum mendengar perkataan kakek Tore. Tiba-tiba ia sadar bahwa dari tadi ia belum melihat Rena. “Ngomong-ngomong si Rena ada dimana ya, kek? Aku sudah menyiapkan kado untuknya nih.”
“Kalo tidak salah ia tadi bilang akan berjemur di lapangan rumput sebelah timur lembah. Dari dua hari lalu ia menanyakan kamu loh.”
“Oh, ya?” jawab Rufi sambil tersenyum. “Kalau begitu aku segera ke sana, kek.”
Rufi melangkahkan kakinya memasuki lapangan rumput hijau yang hampir seluas lapangan bola itu. Tangan kirinya memegang perban yang membalut lengan kanannya. Meskipun sejak tadi ia terus berusaha untuk ramah dan tersenyum di hadapan rusa-rusa yang lain — terutama kakek Tore — sebenarnya dari semalam bekas gigitan lebah EntupanLebahtus yang ada di lengannya terasa membara. Bahkan ia merasakan panas dalam tubuhnya yang seolah menjalar, dari lengan hingga ke ujung kaki dan rambutnya.
Sejenak ia menghentikan langkahnya dan memandang sekelilingnya. Memori saat ia dan Rena sering bermain di lapangan rumput ini bagaikan terputar kembali di pikirannya. Seperti sebuah film pendek.
Tersenyum Rufi melangkahkan kakinya kembali, ke arah pohon beringin besar yang tumbuh di bagian tengah lapangan rumput tersebut. Ia yakin Rena berada di sana. Menunggunya.
“Lapangan rumput,” RUfi berujar dalam hati, “kamu memang menyimpan banyak kenanganku bersama Rena.”
Sekitar 20 langkah kemudian, pohon beringin besar itu mulai terlihat. Tiba-tiba…
“Tolong, ada pemburu,” teriak Rena sambil berlari kencang ke arah Rufi.
Rufi tersentak dan segera bergegas menyongsong Rena. Matanya menyipit, mencoba mencari tahu dimana lokasi para pemburu yang dimaksud Rena. Ternyata benar, sekitar 100 meter di belakangnya, ada setidaknya 5 orang pemburu berpakaian hijau coklat sedang membidikkan senapannya ke arah Rena.
Sekejab kemudian Rena sudah sampai di tempat Rufi berdiri. Rufi pun membalikkan badannya, bersiap untuk berlari di belakang Rena. “Ayo Rena, lari sekuat tenaga. Begitu keluar dari lapangan rumput ini kita pasti bisa dengan mudah meloloskan diri dari para pemburu jahat tersebut.”
Tanpa menghentikan langkahnya Rena menoleh ke arah Rufi dan mengangguk. “Kamu juga, Rufi.”
Rufi menjejakkan kakinya ke tanah, mengambil ancang-ancang untuk berlari. Tapi tiba-tiba lututnya terasa lemas. Panas membara. Demikian pula jantungnya yang terasa semakin berdebar dan berdetak kencang.
“Sepertinya memang sudah waktunya…” kata Rufi dalam hati. Ia menatap ke arah Rena berlari dan melihat bahwa sahabat yang dicintainya itu sudah hampir sampai di pinggir lapangan. Ia pun kemudian membalikkan badannya, ke arah para pemburu yang kini sudah semakin dekat dengan dirinya.
Rufi menarik nafas panjang. Ia kerahkan seluruh tenaganya yang tersisa untuk menahan sakit di kakinya dan mulai berlari ke arah para pemburu.
Rena hampir menabrak kakek Tore ketika ia berlari melewati tikungan pertama yang ada di dekat lapangan rumput.
“Ada apa Rena? Kenapa kamu berlari seperti itu?”
“Ada pemburu, kek! Mereka mengejarku dan Rufi!”
“Apa?? Kalau begitu, cepat sembunyi di balik gundukan tanah yang ada di dekat semak belukar itu. Mana Rufi?”
“Dia ada di bela…”
Dorrrr!!!!!
Kata-kata Rena terhenti oleh sebuah suara tembakan yang cukup keras terdengar.
Dorrrr!!!!! Dorrrr!!!!!
Rena dan kakek Tore menatap ke arah lapangan rumput. Mereka terdiam. Meski tahu apa yang mungkin telah terjadi pada Rufi, mereka tetap berdiri di sana dan berharap akan ada keajaiban.
Lapangan rumput yang sempat gaduh ketika ledakan tersebut meletus perlahan-lahan mulai tenang kembali. Sunyi. Hanya ada suara rumput yang bergesekan karena tertiup angin.
Dan dari arah suara tembakan tersebut, tampak seekor kupu-kupu berwarna putih biru terbang melayang. Tinggi menuju angkasa.
Kisah ini memang sudah berakhir, tapi masih banyak pertanyaan yang belum terjawab. Benarkah Libi yang diam-diam memberikan bunga AntiEntupanLebahtus kepada Rufi? Jika ya, bagaimana Libi bisa tahu bahwa Rufi menderita penyakit EntupanLebahtus? Siapa sebenarnya para pemburu tersebut? Bagaimana kisah masa lalu Rufi dan Rena? Apa yang kemudian terjadi pada Libi? Seperti apa sebenarnya lebah EntupanLebahtus itu? Siapakah pemenang kontes SEO “Stop Dreaming Start Action“? Halah, yang terakhir gak nyambung, hehehe. Yang jelas, Anda bisa menemukan semua jawabannya (kecuali yang terakhir itu) nanti di e-book eksklusif Kumpulan Dongeng Motivasi Jilid 1 – Petualangan Rufi Rusa, hanya di DongengMotivasi.Com!
34 replies on “Tinggi Menuju Angkasa”
tetep aja ada stop dreaming nya,..
hehehe,.. lam kenal aja,.
Kebaikan yang tulus, memang “mahal” harganya. Membutuhkan pengorbanan waktu, biaya dan mungkin nyawa sekalipun. Begitu juga yang ingin saya lakukan untuk anak dan istri. Walau tanpa teman, ilmu yg memadai sy ingin “membebaskan” mereka secara spiritual dan material. Ketika saya masih mampu berusaha, saya ingin berjuang sekuat tenaga. Supaya nanti jika sy sdh tidak sekuat seperti saat ini. Mereka sudah “merdeka” secara spiritual dan material
@bukan kyai
terima kasih buat komentarnya mas. Semoga cepat terwujud cita-citanya.
loh.. kalo rufi terbang tinggi menuju angkasa.. bunganya tadi kemana dung Mas? 🙁
Wah wah,… makin mantabs aja nih,.. memang perlu terus termotivasi kalo ingin sukses 😀 btw udah nyampek apa belom bro,.. reply messageku di FB?
Thanx bwt motivasix… 😉
Wah kok ada kontes SEO nya JS
Jika niat sudah bulat, tekad harus mantap, dan fokus pada tujuan. btw ijin mas cosa saya mau naruh blog di pertukaranlink di http://www.tukarlinkbanner.com boleh khan ? jika diperkenankan mohon comment balik. thanks
mana dongengnya ocid?
klo dreaming di stop wah gawat..buat apa dong tidur,,
klo dreaming di stop ngga akan ada : lampu, kapal terbang, apollo dll
klo dreaming di stop ngapain hidup ,bagaikan ngga punya harapan..
semua yang kita lihat hasil dari dreaming seseorang..
menurut abah mah setinggi langit deh dreaming..asal ngga lupa bumi aja yg kita pijak..
Bermimpi itu perlu, bertindak itu bijaksana. ini kisah inspiratif sekali.
perbuatan baik dan jujur kadang membuat kita di sisihkan akan tetapi janganlah takut berbuat baik dan jujur karena hasilnya adalah kedamaian minimal untuk kita sendiri..
kebaikan yang tulus ya memang membutuhkan pengorbanan yang besar. Namun biasanya kebaikan yang tulus ini juga akan mendapatkan balasan yang besar. Alam akan selalu adil. Alam akan memberikan apa yang telah diberikan oleh orang yang memberi kebaikan. Wah, jadi nyambung the secret nih. Cerita ini unik, disampaikan menarik, dengan pemisalan. Satu lagi isi cerita ini adalah tidak/jangan menyesal terhadap keputusan yang telah diambil walau mungkin keputusan itu nampaknya berbuah tidak sesuai harapan. Tapi kalau kita percaya bahwa segala sesuatu ada hikmahnya, pastilah tidak akan pernah menyesali. Toh menyesal juga makin membuat terpuruk. Salam kenal buat Bung Cosa, dari saya Anton Huang. Saya beruntung ketemu web ini, yang merupakan bagian dari cosa aranda network, master of adsense. Salam hebat luar biasa buat pemilik blog.
Manusia harus selalu yakin bahwa ketulusan dan kejujuran itu adalah rahasia sukses hidup di dunia dan di akhirat.
Mohon ijin ya mas..
Dengan ini saya mengundang pemilik blog dan semua teman yang sedang baca komen ini utk ikut berpartisipasi di kontes SEO Astaga!com dengan total hadiah 30 Jt lebih..
Info Selengkapnya silahkan kunjungi astaga.com/kontes-seo-astagacom
wah,,,
situs ini themes nya bagus,,,
dapet dari mana yha,,
bisa ga kita aplikasiin untuk blogspot..
http://www.earthlovers.prophpbb.com
situs berbagi cerita tentang dunia
Memang dongeng tidak bisa dihilangkan dari budaya kita mas…
minta ijinnya ngeshare mas..
certanya kok gak gak ada……..
Boleh dong beri artikel lainnya
Jadi bahan untuk bercerita dengan anak.
cerita dongeng yang menarik ya ……!!!!!!!!!!!
mas koq gak ada crita-nya sich,,?? gw mau cari artikel fabel berbahasa jawa,,?! sebel dech jadinya,,! huuuuuhhh,,???!!!
mantaff….sangat memotivasi
memang mnuju puncak tu aalah hal yanmg sangat sulit,tapi lbh sulit lagi pabila trus bertahan du puncak
memang………
dan tanamkan di pikiran anda hal-hal yang ingin anda raih. Bayangkan anda telah berhasil melalui masalah yang sedang anda hadapi dan betapa anda merasakan kegembiraannya. Pikirkan hal-hal yang akan anda lakukan ketika semuanya telah ada di genggaman anda. Tanamkan di pikiran bahwa anda saat ini sedang menuju kesana dan akan berhasil. Bila perlu, anda bisa juga menyuarakannya dengan mulut anda sambil membayangkannya. Yang perlu diingat, gunakanlah bentuk kalimat yang positif. Misalnya, katakanlah “Saya adalah orang yang berhasil”. Jangan gunakan kalimat “Saya bukan orang yang gagal.” Berkacalah di cermin setiap pagi sebelum memulai hari anda, dan katakanlah :
– Tuhan sangat menyayangi saya.
– Hari ini saya akan melakukan pekerjaan-pekerjaan besar.
– Hari ini saya akan menghasilkan banyak hal baru.
– Saya akan menjadi orang berhasil.
– Saya akan meruntuhkan semua rintangan yang ada.
– Saya akan berhasil melewati semua masalah ini.
– Orang lain makan nasi, saya juga makan nasi. Jadi jika orang lain bisa, saya juga bisa.
Dengan memprogram ulang pikiran anda dengan hal-hal yang positif dan optimis, anda telah menggeser dominasi lapisan-lapisan negatif yang ada didalam pikiran anda. Kemudian, anda akan melihat dan merasakan begitu besar energi positif yang anda tarik disekeliling anda yang akan benar-benar mewujudkan apa yang ingin anda raih.
dalam hidup.., selalu ada resiko, dan reiko itu selalu dua (baik dan buruk). Jadi hidup hanya masalah pilihan.., tp yg terpenting adalah jgn pernah letih tuk bersedia tersinari dan mengkondisikan diri delalu dalam keadaan belajar….
lumayan menarik
mana caritana iyeu uy ?????
penting yeuh … haduuhh abc dech jdinya
y benar sekali,jika kita yakin hal yang kita lakukan adalah benar lakukan saja walau berat
ikhlasssss
agar kita tidak menyesal ,harus di dasari dgn rasa ikhlas
bagus mas, lanjutkan ke tempat kami