Categories
Komik

Batman Dan Mbah Gendeng

Cerita ini kelanjutan dari cerita sebelumnya.

“Huh, siyal, masa’ bocor lagi sih”, ujar Batman gemas sambil menendang pintu BatMobile-nya perlahan. Meskipun kesal, ia masih cukup sadar untuk tidak melampiaskannya kepada kendaraan tercintanya, yang cicilannya belum lunas itu. Dengan susah payah, ia mendorong mobilnya ke pinggir, ke sebuah tambal ban yang kebetulan berada tidak jauh dari situ.

Mbah Gendeng – Nambal Ban Sejak 1911

Begitu tulisan yang tertera di atas “bengkel” kecil yang didirikan seadanya di bawah sebuah pohon beringin besar.

“Bannya bocor ya, nak?”, tanya seorang kakek tua yang tiba-tiba muncul dari balik pohon.

“Iya, mbah”, jawab Batman lesu, “sudah kedua kalinya nih. Padahal baru sekitar 5km lalu bocor dan ditambal.”

“Hmmm…”, mbah Gendeng mengangguk-anggukan kepalanya dan mulai mempersiapkan peralatannya. Bak air sabun untuk memeriksa bagian ban yang bocor, dongkrak, pompa angin, dan sebagainya. “Silahkan duduk dulu aja di kursi kayu itu, nak. Biar mbah kerjakan dulu bannya.”


45 menit berlalu, Batman mulai gak sabar. Maklum, ia lagi semangat-semangatnya untuk bangkit kembali dari keterpurukannya dan ingin segera sampai ke WTC untuk membuka gerai HP. Ditambah lagi, seekor kura-kura berseragam “Bukan Express” yang tadi disalipnya kini sudah berjalan melewati tempat ia duduk. “Masa’ Batman kalah cepet ama kura-kura”, pikir Batman dalam hati. Penasaran, ia mendekati Mbah Gendeng dan mengintip kerjanya.

“Pantesan aja lama!”, sergah Batman kasar. “Lha wong kerjanya lambat banget gini! Apa gak bisa lebih cepet lagi, mbah?!”

Mbah Gendeng meletakkan ban dalam BatMobile yang sedang ia pegang dan menoleh ke arah Batman. Tatapannya yang tajam membuat Batman secara tidak sadar mundur selangkah ke belakang. Tanpa disangka, dengan tidak kalah kerasnya, Mbah Gendeng balik bertanya, “Memangnya kamu pikir pekerjaan ini tidak penting sehingga harus dikerjakan dengan terburu-buru?”

“Memang begitu, kan? Cuman nambal ban ini, apa pentingnya? Jauh lebih penting pekerjaanku yang ke sana kemari buat nyelamatin dunia dari orang jahat! Mbah tahu kan kalo aku ini Batman?!”

“Iye, terus so what gitu loh, mau situ Superman kek, Batman kek, Barack Obama kek, SBY kek, tetep aja, jangan pernah ngeremehin pekerjaan saya!”

Batman sudah akan membuka mulutnya lagi untuk menjawab, namun kakek tua itu tidak mau kalah cepat dan melanjutkan kata-katanya.

“Dengarkan baik-baik, anak muda. Coba pikir. Seandainya tadi kamu dalam perjalanan untuk menyelamatkan ribuan orang dan banmu bocor, apa bukan berarti yang saya kerjakan ini tidak sama pentingnya dengan pekerjaanmu? Dengan memperbaiki ban bocormu dengan baik dan teliti, secara tidak langsung saya suda membantu kamu menyelamatkan mereka — ribuan orang itu.”

“Tidak usah muluk-muluk. Setiap ban bocor yang saya perbaiki pasti berhasil membawa pengemudinya tiba dengan selamat sampai di rumah. Coba bayangkan apabila saya melakukannya dengan asal-asalan. Bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, bukan?”

“Lihat ban dalammu ini”, Mbah Gendeng menyodorkan dua buah ban dalam BatMobile yang sedang ia kerjakan. “Perhatikan ini, bekas tambalan yang dilakukan oleh penambal ban sebelumnya. Kasar dan kurang kuat rekatannya. Itu sebabnya tadi ban mobilmu bocor lagi. Masih untung tidak terjadi apa-apa. Dan ini, yang ada di kanan, adalah hasil tambalan ban yang aku lakukan. Bandingkan!”

Batman tercenung. Ia memperhatikan ban dalam pada bagian yang ditunjukkan oleh Mbah Gendeng dan ternyata memang benar, pekerjaannya kurang baik. Bahkan jauh dibandingkan hasil pekerjaan Mbah Gendeng. Padahal tadi ia cukup senang dan memberi tips lebih kepada penambal ban sebelumnya karena kerjanya hanya butuh waktu 5 menit saja.

Dengan menunduk, Batman mohon maaf kepada Mbah Gendeng dan beringsut kembali ke kursi kayu untuk menunggu. Di satu sisi, ia malu terhadap apa yang telah ia lakukan, namun di sisi lain, ia gembira karena mendapat pelajaran baru tentang hidup dan juga tentang bisnis.

“Aku pasti tidak akan kalah oleh Peter Parker”, ujar Batman dalam hati sembari tersenyum.

194 replies on “Batman Dan Mbah Gendeng”

tertarik ni ceritanya, dapet ide dari mana ya?
kalo boleh kritik jangan pake karakter Batman, Batman itu terkesan bijak dan tida emsional, masih banyak super hero lain yang emosional…
coba cari aja…
tapi kul banget…

keren kocak tapi bernanfaat ada saran yang benar” harus kita ambil nice share bang!!!!!!!

ijin copas bang!!!!

Terimakasih atas infonya Pak….
kapan2 kalau sempat mampir ke blog gue ya.itung-itung tukar-tukaran informasi aja.
thx
pothatos
NB:barangkali bpk mau bertukar-tukaran Link dengan sy,maka sy sangat berterimakasih sekali.thx

Ini kisah yang unik, Batman pergi ke jawa ketemu sama mbah gendeng (si tukang tambal ban), menarik sekali. Pelajaran hidup yang sangat bagus, terkadang kita menyepelekan hal-hal kecil. Padahal tujuan besar itu bersumber dari perencanaan dan ketelitian yang kecil-kecil, yang biasa kita sepelekan dalam membangun sebuah bisnis itu sendiri.
Saya teringat, pernah membaca sebuah buku cerita. Tapi saya lupa lagi pengarang bukunya karena sudah lama sekali. Kisah antara Spiderman dengan Super Salman. Ceritanya di negeri Arab, ketika itu Spiderman mau beradu ilmu dengan Super Salman. Saya tidak akan panjang lebar menceritakan kisah ini dari awal, karena panjang sekali ceritanya. Tapi pada akhirnya Spiderman kalah sama Super Salman, karena Spiderman tidak bisa berkutik di Negeri Arab yang nota bene tidak ada daerah perkotaan disana, hanya padang pasir yang luas. Jadi Spiderman tidak bisa menunjukan keahliannya meliuk-liuk dengan mengeluarkan jaring laba-laba di sana. Singkat cerita Spiderman akhirnya masuk Islam dan bekerja sebagai pembersih kubah mesjid di sana. Cerita ini tak kalah serunya seperti cerita di atas. Mungkin cerita ini bisa jadi suatu ide Penulis cerita di atas untuk berimprovisasi. Terima kasih

Bagus, bagus, bagus,….
Gak cuma bagus
Tapi juga mengandung
Pesan yang baik,,…
Kembangkan terus mas,,…
Tetap semangat,
Ayo,! Semangat_semangat,….!!!!!

Leave a Reply to Selaras Insani Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *